Memasuki 80 tahun kemerdekaan, Indonesia berdiri sebagai negara yang telah melewati beragam ujian sejarah. Lagu “Torang Nusantara” hadir seperti pengingat lantang, bahwa kekuatan bangsa ini sejak awal berdiri bersumber dari satu hal: persatuan dalam keberagaman.
Dari pembuka berbahasa Sanskerta yang memuji “kepulauan emas nan indah” hingga bait yang menyebut Sabang sampai Merauke, lirik “Torang Nusantara” merangkai peta kebanggaan Indonesia. Hutan, laut, gunung, sawah, serta tari, musik, dan baju adat menjadi mosaik yang membentuk wajah negeri ini.
Namun lebih dari sekadar keindahan, lagu ini menegaskan pesan bahwa: Perbedaan suku, bahasa, dan budaya adalah kekuatan, bukan pemisah. Solidaritas dan rasa saling menyayangi (“Torang baku sayang, sampe batu-batu”) adalah fondasi kebersamaan. Cinta tanah air harus diwujudkan dalam aksi menjaga persatuan.
Lirik Lagu Torang Nusantara
Suvarṇadvīpaṁ ramyaṁ
Vanāni puṣpitaṁ ca sāgaraḥ śāntaḥ
Pṛthivyāṁ mānuṣāḥ bahavaḥ
Eka-hṛdayaṁ, eka-śaktiḥ
(Intro – Spoken With Percussion)
Kepulauan emas nan indah
Hutan berbunga dan laut yang damai
Di tanah ini, manusia beragam
Satu hati, satu kekuatan
(Intro Pop Rock Percussion)
(Verse 1)
Dari Sabang sampai Merauke
Hutan hijau dan biru laut berseri
Gunung menjulang, sawah terbentang
Tanah surga yang tak pernah hilang
Burung cendrawasih menari
Di langit luas, bebas berseri
Rakyat tersenyum, tangan bersatu
Dalam damai, kita berpadu
Tapi sa liat, bukan cuma kita
Dari Aceh sampe Papua, semua luar biasa
Suku beda, tapi rasa sa pu rasa
Indonesia itu kaya, bukan cuma kata-kata
Torang beda, tapi torang satu
Torang baku sayang, sampe batu-batu
Baju adat, musik, tari, cerita
Ini Nusantara, bukan dong punya beta
(Chorus)
Ini Nusantara, rumah kita semua
Berbeda warna, satu jiwanya
Suku dan bahasa, adat dan budaya
Menyatu indah di bumi tercinta
Oh Ibu Pertiwi, engkaulah pelita
Kami menjagamu, dengan cinta
Bersama langkah, suara dan rasa
Kita kuat, kita… Indonesia!
(Verse 2)
Bambu berdenting di lereng desa
Anak-anak menari cerita
Kulit berbeda, hati yang sama
Dalam pelukmu, kami bahagia
Beta jalan sampe Bugis, Minang, Sunda
Torang duduk makan sama, lupa sapa punya
Torang beda, tapi torang kuat
Satu nusa, satu bangsa, satu niat
Sampai langit runtuh, tanah goncang
Beta tetap bilang: torang baku sayang
Ini Nusantara, rumah kita semua
Berbeda warna, satu jiwanya
Suku dan bahasa, adat dan budaya
Menyatu indah di bumi tercinta
Oh Ibu Pertiwi, engkaulah pelita
Kami menjagamu, dengan cinta
Bersama langkah, suara dan rasa
Kita kuat, kita… Indonesia!
Walau berbeda rupa dan suara
Tapi hati kita satu irama
Langkahmu langkahku, satu tujuan
Menjaga tanah penuh harapan
Yo! Ini beta pung tanah!
Dari timur sampe barat, torang pung arah
Yo! Ini Nusantara!
Penuh warna, tapi hati satu suara
Yo! Angkat tangan di udara
Kalau bangga jadi anak Indonesia
Yo! Ini beta pung tanah!
Torang jaga, sampe dunia dengar nama!”
Refleksi di Usia 80 Tahun Kemerdekaan
HUT RI ke-80 bukan hanya momen seremonial, melainkan titik refleksi: sudah sejauh mana kita merawat cita-cita kemerdekaan? Pesan “Torang Nusantara” menjadi cermin bahwa:
-
Kita Telah Berjalan Jauh
Dari masa penjajahan hingga era digital, Indonesia mampu bertahan dan berkembang karena semangat persatuan. -
Tantangan Kini Berbeda
Jika dulu musuh kita adalah penjajah, kini tantangannya adalah perpecahan akibat intoleransi, polarisasi, dan ancaman terhadap keberagaman. -
Menuju Indonesia Emas 2045
Di usia 80 tahun, kita berada di jalur menuju 100 tahun kemerdekaan. Keberhasilan sampai di sana bergantung pada kemampuan menjaga nilai “torang satu” di tengah arus globalisasi.
Bait rap dalam lagu, “Yo! Ini beta pung tanah… Torang jaga, sampe dunia dengar nama!”, adalah panggilan bagi generasi muda untuk tidak hanya bangga sebagai anak Indonesia, tapi juga aktif menjadi penjaga persatuan, pelestari budaya, dan penggerak kemajuan.
“Torang Nusantara” adalah lebih dari sekadar lagu—ia adalah pesan moral untuk bangsa yang tengah merayakan 80 tahun kemerdekaan. Lagu ini mengingatkan bahwa keindahan Indonesia bukan hanya ada pada alamnya, tapi pada hati rakyatnya yang bersatu. Jika persatuan ini terus kita rawat, maka pada 100 tahun kemerdekaan nanti, Indonesia akan benar-benar menjadi Nusantara emas yang disegani dunia.
Baca Juga : Lirik Lagu Mars Bhayangkari