JAKARTA – Memperingati hari Bhayangkara diwarnai dengan mengapresiasi kinerja anggota Polri yang menjadi unsur keamanan dalam negeri. Salah satu anggota Polri yang kiranya bisa mendapat apresiasi adalah Kompol Malvino Edward Yusticia Sitohang. Dia saat ini menempuh pendidikan Sespimmen Polri di Lembang, Bandung.
Malvino mempelajari aksi terorisme dan telah membongkar sejumlah aksi kejahatan serta peredaran narkotika di Indonesia. Pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, 9 Agustus 1985 itu bertugas di wilayah hukum Polda Metro Jaya sebelum mengenyam pendidikan saat ini.
Pencurian rumah di Pulomas
Selepas menempuh pendidikan tentang evolusi terorisme di Selandia Baru pada 2016, Malvino dipercayakan menjabat Panit Reskrim Polda Metro Jaya. Satu kasus menjadi sorotan publik yang berhasil ditangani Malvino yakni perampokan dan pembunuhan satu keluarga di Pulomas, Jakarta Timur, tahun 2016.
Korban meninggal atas nama Dodi Triono (59), Diona Arika (16), Dianita Gemma (9), Amel yang merupakan teman anak korban, serta Yanto dan Tasrok yang merupakan sopir keluarga Dodi.
Sementara itu, Zanette Kalila (13) ditemukan masih hidup bersama Emi, Santi (22), Fitriani, dan Windy.
Lulusan Akademi Kepolisian 2006 itu terlibat dalam upaya penangkapan para pelaku di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Dua pelaku yang ditangkap ketika itu.
Hancurkan peredaran narkoba
Satu tahun berselang, Malvino menjadi salah satu perwira di Polres Depok yang turut membantu membongkar peredaran sabu-sabu jaringan Taiwan. Sebanyak satu ton sabu-sabu disita dalam penangkapan yang dilakukan di Anyer, Banten, pada Juli 2017.
“Alhamdulilah saya masih diberikan kemudahan sama Allah SWT untuk menyelamatkan generasi dari bahaya narkoba,” kata Malvino, Kamis kemarin.
Ada kebanggaan yang dirasakan Malvino saat berhasil membongakr kasus kejahatan. Namun ada pula rasa haru karena harus meninggalkan keluarga selama pengintaian.
Setelah pengungkapan kasus peredaran narkoba satu ton itu, Malvino juga terlibat dalam pengungkapan sabu-sabu dengan jumlah fantastis lainnya.
Berikut kasus yang berhasil diungkapnya :
- Pengungkapan kasus sabu-sabu 1,6 ton pada Februari 2018
- Pengungkapan kasus sabu 288 kilogram pada Januari 2020
- Pengungkapan kasus sabu-sabu 800 kilogram pada Mei 2020
- Pengungkapan kasus sabu-sabu 400 kilogram pada Juni 2020
- Pengungkapan kasus sabu-sabu 201 kilogram pada Desember 2020
- Pengungkapan kasus sabu-sabu 1,2 ton pada April 2021.
Mempelajari perkembangan teroris
Malvino pernah menempuh pendidikan Master of Strategic Studies di Victoria Universitas of Willington, Selandia Baru.
dilansir dari Kompas.com, Malvino menatakan mengenai aksi terorisme saat berada di Selandia Baru pada tahun 2016. Malvino, yang saat itu masih berpangkat ajun komisaris polisi menuturkan, kebutuhan teroris akan internet di Indonesia telah mengalami evolusi. Teroris di Tanah Air telah mengalami empat tahap evolusi penggunaan internet.
“Mulai dari justifikasi, propaganda, rekrutmen, finansial,” kata Malvino.
Evolusi untuk tujuan finansial misalnya tampak pada kasus Mawan Kurniawan alias Mawan alias Clicker. Mawan dinilai telah membantu Rizki Gunawan alias Rony Setiawan alias Luqman Gun alias Gesek alias Kiki, terdakwa lain, untuk meretas (hacking) situs investasi, yaitu speedline.com, untuk tujuan terkait dengan terorisme, beberapa tahun silam.
“Nah untuk finansial ini bisa kita lihat dari kasus Mawan Kurniawan alias Mawan alias Clicker,” kata Malvino ketika itu.
Membobol situs bukan perkara mudah bagi kebanyakan orang, tetapi bagi Mawan pekerjaan itu tidak terlalu sulit dilakukan. Kemampuan Mawan membobol situs kemudian dimanfaatkan ole Rizki alias Luqman. Rizki membobol situs investas dan mampu mengumpulkan uang Rp 4 miliar.
Sebagian besar uang itu digunakan untuk pelatihan militer di Poso. Dari hasil hacking itu, Mawan juga mendapatkan uang sekitar Rp 300 juta dari Rizki alias Luqman.
Malvino menilai apa yag dilakukan Mawan saat itu menjadi tantangan memerangi teroris di Tanah Air.
“Indonesia ke depan makin kompleks, sebab tantangan kita ke depan adalah perang hibrida, bukan lagi perang yang tembak-tembakan,” ujar Malvino.