Lumajang – Polres Lumajang bersama personel Brimob Polda Jawa Timur melakukan evakuasi barang-barang milik warga yang terdampak banjir lahar dingin dari Gunung Semeru di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
Petugas kepolisian secara gotong royong mengangkat barang-barang warga seperti kursi, kasur, dan perabotan rumah lainnya dengan menembus derasnya aliran banjir lahar yang masih mengalir di lokasi tersebut.
Barang-barang yang berhasil diselamatkan kemudian dipindahkan ke tempat yang lebih aman serta ke lokasi pengungsian guna mencegah kerusakan lebih lanjut. Kapolres Lumajang AKBP Alex Sandy Siregar menyatakan bahwa kegiatan evakuasi ini merupakan wujud kehadiran dan tanggung jawab Polri dalam membantu masyarakat yang terdampak bencana alam.
“Personel Polres Lumajang bersama Brimob Polda Jatim turun langsung ke lokasi untuk membantu warga mengevakuasi barang-barang penting korban,” ujar AKBP Alex Sandy Siregar kepada detikJatim, Senin (8/12/2025).
Sebelumnya, banjir lahar dari Gunung Semeru menerjang permukiman di Dusun Sumberlangsep sehingga menyebabkan sejumlah rumah terendam material pasir dan batu yang terbawa aliran lahar dingin. Selain itu, jembatan limpas di daerah tersebut juga terendam material banjir, sehingga tidak dapat dilalui kendaraan.
Selain evakuasi barang, sejumlah personel Polres Lumajang juga membantu menyeberangkan warga yang ingin mengungsi ke daerah perbukitan melalui Sungai Regoyo pada Sabtu sore (6/12).
Kepala Bidang Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, membenarkan adanya banjir lahar semeru yang disebabkan oleh tingginya curah hujan. “Personel Polres Lumajang kami terjunkan untuk membantu evakuasi warga mengungsi ke tempat lebih aman,” katanya, Minggu (7/12).
Warga Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, mengaku tidak menduga banjir lahar bisa menerjang perkampungan mereka karena sudah ada tanggul yang cukup tinggi. Rekaman video amatir dari warga menunjukkan banjir lahar mulai memasuki permukiman sejak Sabtu sore (6/12).
Sebanyak 35 orang pengungsi di RT 22, terdiri dari 25 dewasa dan 10 anak-anak, dipindahkan ke lokasi pengungsian di daerah bukit yang lebih tinggi. Kondisi di pengungsian saat itu minim penerangan sehingga warga menggunakan senter sebagai penerang.
Jumlah warga Dusun Sumberlangsep tercatat sebanyak 137 kepala keluarga (KK). Lokasi permukiman mereka berada di seberang Sungai Regoyo yang dilintasi oleh aliran banjir lahar dingin dari Gunung Semeru.










