Bhayangkara Kita – Yogyakarta – Aipda Basyori, Bhabinkamtibmas Kelurahan Giwangan Polsek Umbulharjo, Polresta Yogyakarta, Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan penuh ketulusan membawa para mucikari dan tuna susila kembali ke jalan yang benar.
Kemudian Aipda Basyori memberikan mereka ruang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan mengubah lokasi mata pencaharian awal mereka menjadi tempat wisata.
Sebab, kehadiran tempat wisata memungkinkan roda ekonomi berputar.
Baca Juga : Polri Akan Rawat Anak Korban Penculikan di Jakarta Pusat Hingga Pulih
Aipda Basyori menceritakan, pemerintah setempat mulanya melakukan penutupan lokalisasi tempat prostitusi di wilayah tersebut pada 1997.
Hal tersebut berimbas menyebarnya para mucikari dan PSK tersebut ke beberapa rumah yang dekat lingkungan warga. Mereka memanfaatkan kosan warga dan tempat remang-remang untuk usaha prostitusi.
Hingga akhirnya Aipda Basyori berkoordinasi dengan tokoh masyarakat berusaha membersihkan praktik-praktik prostitusi dengan pendekatan sosial pada tahun 2015.
Baca Juga : Aksi Heroik Polisi Selamatkan Penumpang Bus Pingsan di Tol Japek
Mulanya, para mucikari dan PSK menolak. Namun, Aipda Basyori melakukan pendekatan humanis.
Dia melakukan kunjungan dari pintu ke pintu dengan pendekatan agama. Lambat laun, para mucikari dan PSK sadar dan meninggalkan pekerjaannya itu.
Seiring berjalannya waktu, Aipda Basyori kemudian menginisiasi pembentukan kampung takwa. Pada 2016, warga sepakat menjadikan kampung bebas prostitusi. Ternyata hal itu tak mudah.
Masih banyak para mucikari dan PSK yang menolak. Namun, Aipda Basyori tidak pantang menyerah. Dia kemudian berinisiasi untuk melakukan sejumlah aksi sosial membantu para mucikari dan PSK itu.
Salah satunya membedah rumah warga yang mulanya dipakai tempat prostitusi menjadi tempat usaha.
Baca Juga : Polri Hibur Korban Bencana Alam Gempa Bumi Cianjur Di Tenda Pengungsian
Aipda Basyori juga menjadikan kampung ini menjadi kampung wisata untuk budidaya ikan nila di saluran irigasi desa. Saluran irigasi yang tadinya kotor dan penuh sampah kemudian dibersihkan.
Selanjutnya dibuatlah peternakan ikan nila. Hal ini mendorong semakin banyaknya wisatawan berkunjung untuk melihat pemandangan alam yang indah dan saluran irigasi yang dipenuhi ikan nila.
Selain itu, wisatawan juga diperbolehkan untuk memberi makan ikan. Makanan ikan itu sendiri dijual oleh warga. Juga banyak warga yang menjual makanan dan minuman. Tentunya hal itu mampu mendorong ekonomi warga.
Baca Juga : Kapolri Minta Maaf Soal Kasus Ferdy Sambo dan Tragedi Stadion Kanjuruhan
Dapatkan informasi terupdate berita dari Korps Bhayangkara. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email atau sosial media lainya.