Jakarta – Kepala Korps Lalu Lintas Polri, Inspektur Jenderal Polisi Agus Suryonugroho, menegaskan komitmen kuatnya untuk mengembangkan Indonesia Safety Driving Center (ISDC) sebagai pusat unggulan keselamatan berkendara terbaik di Asia Tenggara. ISDC yang berlokasi di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lalu Lintas (Pusdik Lantas) Serpong, Tangerang Selatan, menjadi bagian strategis dari upaya Polri membangun budaya tertib berlalu lintas dan menekan angka kecelakaan di jalan raya yang mayoritas disebabkan oleh faktor manusia.
ISDC sendiri diresmikan pada 11 Februari 2020 oleh Kapolri saat itu, Jenderal Polisi Idham Azis, sebagai inovasi penting untuk menghadapi tingginya angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Terletak di atas lahan seluas 15 hektar, ISDC berfungsi sebagai pusat edukasi, pelatihan, penelitian, dan pengembangan perilaku berkendara aman yang berstandar internasional.
Dalam kepemimpinan Irjen Pol Agus, pembenahan ISDC dilakukan secara menyeluruh dengan target menjadikannya rujukan utama ASEAN dalam pelatihan keselamatan berkendara, pengujian SIM, serta pembinaan komunitas keselamatan jalan. “ISDC harus menjadi ikon keselamatan berkendara di Asia Tenggara dengan instruktur terbaik dan fasilitas lengkap,” tegas Agus Suryonugroho.
Latar belakang didirikannya ISDC erat kaitannya dengan krisis sosial akibat tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang menurut data Korlantas Polri didominasi oleh usia produktif 14-39 tahun, dengan puncak pada usia 20-24 tahun. Faktor utama penyebab kecelakaan adalah kelalaian manusia sebanyak 65 persen, yang diperparah oleh minimnya standar nasional untuk sekolah mengemudi dan penguji praktik SIM.
Lebih jauh, ISDC juga berperan sebagai laboratorium keselamatan jalan yang membuka ruang belajar dan inovasi bagi berbagai pihak mulai dari pengemudi profesional, instruktur, petugas SAR hingga pengawal VVIP. Fasilitas ini juga menjadi tempat pameran dan seminar internasional serta arena kompetisi safety riding/driving, yang mendukung transformasi ekosistem keselamatan berlalu lintas secara komprehensif.
Kakorlantas Polri menekankan bahwa pengelolaan ISDC memerlukan strategi matang, kolaborasi lintas sektor, dan political will dari pemerintah, akademisi, dan dunia usaha agar bisa menjadi kebanggaan nasional serta benchmark regional. “Mengelola ISDC tak cukup semangat saja, tapi dibutuhkan SDM unggul dan visi luas agar ISDC mampu membawa perubahan signifikan dalam keselamatan jalan di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara,” ujarnya.
Dalam konteks sosial dan keagamaan yang sedang berlangsung saat ini, upaya penguatan budaya tertib berlalu lintas di ISDC juga sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan tanggung jawab sosial yang dianjurkan dalam ajaran agama yang mengedepankan keselamatan dan harmoni dalam masyarakat. Kesadaran kolektif untuk menjaga keselamatan tidak hanya berdampak pada aspek teknis berkendara, namun juga menjadi refleksi etika sosial yang berkaitan dengan memuliakan hidup sesama.
Dengan inisiatif ini, ISDC diharapkan bisa menjadi tonggak penting dalam transformasi keselamatan lalu lintas Indonesia menuju era modern, profesional, dan humanis, serta mengurangi risiko kecelakaan yang merenggut banyak nyawa, khususnya generasi muda produktif bangsa.