JAKARTA – Perjalanan panjang Polri sejak 1946 telah banyak melahirkan anggota-anggota berprestasi yang mengabdi kepada masyarakat. Polri baru saja merayakan Hari Bhayangkara ke-75 pada Kamis (1/7/2021).
Banyak di antara mereka mengabdi atas nama kemanusiaan. Salah satunya adalah Edy Suprayitno, yang berpangkat ajun komisaris polisi (AKP). Kini Edy menjabat sebagai kapolsek Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Di sela-sela kesibukannya sebagai aparat penegak hukum, Edy membantu masyarakat tidak mampu dengan mendirikan yayasan pendidikan di kawasan Pondok Cabe, Tangerang Selatan.
Nama Edy Suprayitno mungkin tak asing di telinga sebagian masyarakat di wilayah Tangerang Selatan dan Jakarta Selatan.
Sebelum menjadi Kapolsek Tarumajaya, pria asal Blora, Jawa Timur itu pernah bertugas di Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan hingga menjadi Kepala Satuan Reserse Narkoba (Kasatnarkoba) di Polres Tangerang Selatan, Banten.
Dia dikenal sebagai polisi yang kerap terlibat dalam penangkapan artis yang terkait penyalahgunaan narkoba.
Dilansir dari Kompas.com, Edy mengaku salah satu dari banyak impiannya kala resmi menjadi polisi adalah bisa memberantas penyalahgunaan narkoba di Tanah Air.
Nazar mendirikan yayasan
Jauh sebelum menjadi Kapolsek Tarumajaya, Edy pernah berimpian untuk mendirikan yayasan pendidikan guna membantu masyarakat. Sebagian uang penghasilannya pun ditabung agar suatu saat bisa mewujudkan impiannya.
Sampai suatu waktu, Edy bernazar mendirikan yayasan jika bisa dipercaya menduduki kursi kasatnarkoba. Janji sebagai bentuk syukur atas kesuksesan yang diraih itu pun disampaikan kepada sang istri.
“Saya memang sudah nazar dari dulu, ingin sekali punya yayasan. Akhirnya saya bicara sama istri, kalau saya dipilih jadi Kasatnarkoba di Polres Tangerang Selatan kita wujudkan bersama,” ujar Edy melalui sambungan telepon, Minggu kemarin.
Hari demi hari dan tahun demi tahun berlalu. Edy akhirnya dipercaya menjadi komandan di satuan narkoba. Dia didapuk sebagai Kasatnarkoba Polres Tangerang Selatan pada 2019.
Uang yang sudah ditabungnya mulai digelontorkan untuk membangun yayasan yang sekaligus “sekolah gratis” di sebuah tanah lapang kawasan Pondok Cabe, Tangerang Selatan.
Pembentukan yayasan rampung pada Juli 2020. Edy menamai yayasannya Rumah Quran Lubawi. Harapan untuk membantu masyarakat dari segi pendidikan dan agama akhirnya bisa terwujud.
“Setidaknya, itu bisa melebur sedikit dosa kita. Kalau bicara ilmu agama, saya belum ada apa-apanya. Tapi setidaknya saya ingin mendirikan ini, membantu masyarakat,” ujar dia.
Sejak Juli 2020, setidaknya sudah ada 100 santri yang mengikuti kegiatan belajar di Rumah Quran Lubawi. Sebanyak 20 di antaranya tinggal di yayasan tersebut.
Para santri, kata Edy, belajar dan tinggal di yayasan miliknya secara cuma-cuma, tanpa dipungut biaya.
“Alhamdulillah sudah ada 100 orang. Enggak semuanya anak yatim piatu, ada juga warga sini., karena pada antusias juga,” kata Edy.
Untuk mengajarkan para santri, Edy memboyong tiga pengajar dari salah satu pesantren di daerah Jawa Timur. Dia juga merekrut seorang karyawan sebagai pengurus yayasan.
Rogoh kocek sendiri
Sebagian besar biaya yang diperlukan yayasan itu ditanggung sendiri oleh Edy. Para pengajar dan pengurus dilarang menerima uang sepeserpun dari para santri.
“Saya selalu tekankan kepada ustaz dan pengurus, jangan terima uang sepeser pun. Urusan gaji saya yang kasih, jadi gratis,” kata Edy.
Belakangan, para senior dan rekan-rekannya mengetahui kegiatan Edy. Satu per satu mereka juga berdonasi, memberikan bantuan uang maupun makanan.
Tujuannya tak lain agar yayasan yang dirintis Edy bisa berjalan tanpa mengalami kesulitan.
Polisi bergelar doktor bidang hukum itu akhirnya membuat rekening khusus Rumah Quran Lubawi untuk pihak-pihak yang ingin berdonasi.
Kini, Edy berharap bisa terus mengembangkan yayasan yang dirintisnya itu agar bisa semakin bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Alhamdulillah, komandan, rekan-rekan merespons positif. Ada yang kasih materi, sembako, barang-barang. Kalau ada yang mau (donasi) saya kasih rekening yayasan,” kata Edy.
Baca juga: Kisah Para Bhayangkara: Ditakuti Penjahat Jalanan hingga Tangkap Artis Idolanya Sendiri