Mojokerto –
Polisi sedang mengusut kematian Ananda Putra Wiyanto alias Nanda (18) yang dinilai janggal. Salah satunya dengan mengautopsi jenazah korban dan menggali keterangan dari para saksi.
Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Rifaldhy Hangga Putra mengatakan pihaknya membongkar makam Nanda di TPU Dusun Soso, Desa Cepokolimo, Kecamatan Pacet pada Selasa (5/1) malam.
Jenazah pegawai bagian administrasi Kafe Gama tersebut diautopsi tim kedokteran forensik RS Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong, Sidoarjo di area makam. Proses autopsi berlangsung hingga Rabu (6/1) sekitar pukul 01.00 WIB.
“Autopsi jenazah untuk mengetahui penyebab meninggalnya almarhum saudara Nanda. Karena berdasarkan informasi yang kami terima dari keluarga, almarhum meninggal secara tidak wajar,” kata Rifaldhy kepada wartawan di kantornya, Jalan Gajah Mada, Kecamatan Mojosari, Jumat (8/1/2021).
Untuk sementara waktu, Rifaldhy belum bisa menyampaikan hasil autopsi jenazah Nanda. “Saat ini kami belum bisa menyampaikan hasil autopsi. Akan kami koordinasikan lebih lanjut dengan dokter dan rumah sakit,” ujarnya.
Mantan Kasat Reskrim Polres Bojonegoro ini menjelaskan, pihaknya juga memeriksa sejumlah saksi untuk mengungkap kasus tewasnya Nanda yang dinilai janggal.
“Sudah ada beberapa saksi yang kami periksa. Rekan-rekan dan orang-orang di tempat kerja korban. Mudah-mudahan kronologi kejadiannya bisa terungkap, termasuk juga siapa pelakunya,” tandasnya.
Nanda baru tiga hari bekerja di bagian administrasi Kafe Gama, Desa/Kecamatan Pacet. Anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Wiwik Nur Astutik (37) dan Agus Heriyanto (41) ini pamit ke ibunya untuk menginap di rumah pemilik kafe tersebut pada Sabtu (26/12) sekitar pukul 21.00 WIB.
Saat itu, korban berangkat dari tempat kerjanya naik satu mobil dengan pemilik kafe berinisial GM (26), serta satu pria dan dua perempuan. GM diketahui tinggal di Desa Jasem, Kecamatan Ngoro, Mojokerto.
Keesokan harinya, Minggu (27/12) sekitar pukul 13.00 WIB, Wiwik menerima kabar buruk dari GM. Yakni Nanda dirawat di RSUD Sidoarjo karena mengalami kecelakaan. Menurut Wiwik, anak pertamanya itu menderita luka di kepala hingga terjadi pendarahan pada otaknya.
Hari itu juga Nanda menjalani operasi. Dia akhirnya meninggal dunia pada Minggu (3/1) setelah sempat koma selama 8 hari. Wiwik pun menemukan kejanggalan pada kematian putranya. Antara lain terkait hilangnya ponsel Nanda dan sikap GM yang terkesan menghindar. Ibu tiga anak ini pun mengadukan kematian Nanda ke Polres Mojokerto, Senin (4/1).
Lihat juga video ‘Geger Wanita Tewas Loncat dari Lantai 4 Mal di Jakarta Barat’:
(iwd/iwd)