Jakarta – Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo dan Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni memperkuat sinergi dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sinergi tersebut dibahas dalam audiensi di Gedung Rupattama Mabes Polri, Jakarta.
Kapolri Listyo Sigit menyampaikan bahwa pertemuan bertujuan untuk koordinasi, analisis, dan evaluasi program penanganan karhutla. Beberapa poin penguatan diangkat, yakni langkah pencegahan dengan edukasi masyarakat terkait penerapan kearifan lokal yang harus dikontrol dan dilaporkan agar tidak menimbulkan masalah. Selain itu, Kapolri mendorong perusahaan swasta memberikan edukasi agar masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar.
Penegakan hukum disebut Kapolri integral untuk menurunkan angka karhutla. Kesigapan gabungan personel dari Kementerian Kehutanan, Polri, TNI, serta masyarakat akan diintensifkan dengan pembentukan satu satgas dan command center pusat maupun daerah guna memantau titik api dan menindaklanjuti pemadaman.
Kapolri juga mengajak perusahaan perkebunan sawit untuk membuat parit dan sumber air sebagai persiapan pasokan air saat kekeringan, khususnya menghadapi musim El Nino. Metode water bombing dan operasi modifikasi cuaca juga disiapkan untuk mendukung pemadaman.
Menhut Raja Juli Antoni mengapresiasi kerja sama dengan Polri yang berhasil menekan luas karhutla dari 376 ribu hektare di 2024 menjadi 213 ribu hektare di 2025. Menurutnya, penegakan hukum yang efektif memberikan efek jera terhadap pelaku pembakaran lahan.
Kapolri menambahkan bahwa sepanjang 2025, Polri melakukan lebih dari 27.600 sosialisasi dan 11.949 patroli, serta membangun ribuan embung dan menara pantau di daerah rawan. Polri juga memanfaatkan sistem early warning melalui berbagai aplikasi geospasial untuk mendeteksi dini karhutla.
Data hingga 22 Oktober 2025 menunjukkan 2.517 titik hotspot dengan kepercayaan tinggi, turun 24,8 persen dibandingkan periode sama tahun 2024, meskipun beberapa wilayah masih mengalami panas ekstrem. Wilayah dengan titik api tertinggi adalah Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur, yang sebagian besar merupakan lahan gambut dengan kondisi cuaca kering dan angin kencang.
Penegakan hukum ditegaskan Kapolri dengan penanganan 86 kasus karhutla dan menetapkan 83 tersangka sepanjang Januari sampai 23 Oktober 2025, modus pembakaran bertujuan membuka lahan usaha perkebunan.
Kapolri mengimbau masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar karena merusak lingkungan dan membahayakan kesehatan serta keselamatan publik.
Menhut Raja Juli Antoni juga menekankan capaian penurunan karhutla tahun ini berkat kolaborasi antarinstansi, khususnya TNI dan Polri, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Luas kebakaran di lahan gambut tercatat 24.212 hektare dan lahan mineral 189.772 hektare. Titik panas periode 1 Januari-26 September 2025 sebanyak 2.248 titik, turun 23,9 persen dari 2024.
Upaya mitigasi dan pengoptimalan penanganan karhutla melibatkan berbagai pihak dilakukan secara terpadu agar penurunan angka kebakaran hutan dapat berlanjut dan menekan dampak lingkungan, ekonomi, serta sosial masyarakat.











