Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan pengarahan kepada Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Rabu (15/12). Itu menyampaikan beberapa aksen. Mulai dari pemantauan Covid19 hingga pemantauan iklim investasi di Indonesia. Kapolri juga mengingat pesan dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang meminta Polri untuk memantau segala bentuk investasi di Indonesia.
“Ketika penanganan Covid19 baik, ini kesempatan kita untuk membuka ruang bagi negara lain untuk berinvestasi di Indonesia,” kata Sigit dalam keterangan yang diterima JawaPos.com.
Instruksi Sigit ini tidak hanya untuk Polda Sultra, tetapi juga berlaku untuk seluruh jajaran Kapolda.Sigit mengatakan bahwa jika iklim investasi aliran yang menguntungkan dan tidak ada gangguan, ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Mau tidak mau ini harus kita kawal. Investasi bisa masuk ke Indonesia dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Multiplier effect ke masyarakat jadi betul-betul bisa didapat. Pak Presiden ingin polisi mampu mengawal, jangan jadi masalah yang menghambat investasi,” ujar Sigit.
Terkait penanganan dan pengendalian Covid-19, Sigit kembali menekankan soal kesiapan dan antisipasi yang harus dilakukan saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Upaya yang harus dilakukan, adalah akselerasi vaksinasi sehingga kekebalan komunal segera terbentuk. Lalu, pelaksanaan protokol kesehatan (prokes) secara disiplin. Selain itu, harus dilakukan pula antisipasi dan pencegahan agar varian baru Covid-19 tidak masuk ke Indonesia.
“Vaksinasi juga dipercepat, prokes ketat dan aplikasi PeduliLindungi terpasang. Bapak Presiden berterima kasih kepada kita semua yang telah bekerja keras. Sehingga angka ini tercapai dan posisi pengendalian Covid-19 sangat bagus,” ucap Sigit.
Demi memastikan iklim investasi yang tanpa gangguan, eks Kabareskrim Polri ini menegaskan kepada Polda jajaran untuk mampu melakukan deteksi dini dan penanganan hambatan dengan cepat. Menurutnya, dalam menghadapi situasi, harus terlebih dahulu mengedepankan tindakan preemtif, preventif dan yang terakhir baru represif.
“Ke depan, tindakan preemtif dan preventif menyelesaikan masalah. Represif langkah terakhir. Polri harus hadir di tengah masyarakat. Sehingga masalah bisa diselesaikan sebelum ada potensi gangguan. Itu menjadi tugas kita,” ucap Sigit.
Lebih dalam Sigit menyebut, sinergitas dan soliditas TNI-Polri bersama Pemda, relawan, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan elemen lainnya terus berjalan dengan baik untuk bersatu mengawal seluruh kebijakan Pemerintah.
“Soliditas TNI-Polri saya kira ini kita bangun lama dan harus dilanjutkan. Ini kunci utama. Jangan sampai ada celah membuat TNI-Polri bisa diadu karena akan menjadi kerugian kita semua. Panglima TNI dan saya sepakat, kalau ada masalah harus ditindak tegas agar tak terulang. TNI mitra kita yang harus terus bekerjasama untuk menciptakan situasi Kamtibmas yang aman dan nyaman.” papar Sigit.
Lebih jauh, Sigit mengingatkan untuk terus mengawal program Presisi (Prediktif, Responsibilitas dan Transparansi Berkeadilan) demi mewujudkan harapan masyarakat terhadap institusi Korps Bhayangkara. “Saya harapkan pencapaian 100 persen tentang target kuantitas. Tinggal kualitas bisa dirasakan masyarakat. Agar kita menjadi Polri yang Presisi dan dipercaya masyarakat. Saya titipkan tanggung jawab ini dan saya yakin rekan-rekan mampu,” kata Sigit.