Pemerintah pusat memutuskan untuk tidak menerapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Tingkat 3 pada akhir libur nasional Natal dan Tahun Baru.
Meski demikian, upaya pembatasan mobilitas masyarakat di Jabar akan terus dilakukan selama Natal dan Tahun Baru. Tahun (Nataru), salah satunya adalah penempatan kendaraan yang tidak biasa dan pembuatan pembatas jalan.
PPKM di Jabar Terima Bantuan Sosial Tunai Mereka masih bisa mengajukan quirks dan pos pemeriksaan untuk membatasi mobilitas,” kata Kabag Humas Polda Jabar Kombes Pol Erdi Adrimulan Chaniago di Mapolres Cimahi, Selasa (12/7/2021).
Bagiannya saat ini Nataru akan melakukan pengecekan. surat gratis dan surat vaksin COVID-19 untuk penduduk di luar wilayah.Jika belum divaksinasi, akan dipasang bilik vaksinasi di setiap pos pemeriksaan yang layak digunakan oleh masyarakat umum
Pembatasan mobilitas masyarakat harus diberlakukan selama periode Natal dan Tahun Baru, karena ada sekitar 100 tempat wisata di Jawa Orang Barat yang berpotensi overcrowded.
“Seperti di kawasan wisata Lembang di Kabupaten Bandung Barat, Pangandaran, di Puncak Bogor. Selanjutnya Polri bekerja sama dengan unsur TNI dan pemerintah daerah akan melakukan pengawasan,” ujarnya. -Dia menentukan.
Sosialisasi juga akan terus dilakukan, khususnya di kawasan wisata yang akan menjadi destinasi masyarakat.Tentunya dengan melibatkan unsur Polri, TNI dan kemudian Muspida setempat, akan disesuaikan dengan skala tingkat PPKM di masing-masing wilayah Jabar.
“Pembatasan mobilitas akan disesuaikan dengan daerah, jika daerah tersebut masuk dalam PPKM level 1, 2, 3 dan genap 4. Oleh karena itu tergantung kondisi di lapangan”, tutupnya.
Pada Selasa (12/7/2021), Presiden RI Jokowi meninjau langsung lokasi erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajiang Jawa Timur dan penanganan dampaknya. Presiden memastikan untuk memobilisasi semua kekuatan untuk menangani dampak bencana.
“Tadi pagi saya datang ke lokasi untuk memastikan seluruh pasukan kami mencari korban selamat di lokasi kemudian dievakuasi. Kami juga menangani pengungsi di lokasi. Kami juga sedang mempelajari rencana gempa untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak. Gunung Semeru meletus,” kata Presiden Jokoh dalam keterangan pers usai peninjauan.
Di Lumajiang, kepala negara mengunjungi kamp pengungsi di lapangan desa Sumberwuluh. Di tempat ini, seseorang pernah melihat Presiden menyapa para pengungsi, termasuk anak-anak, dan memberikan santunan kepada ahli waris korban yang meninggal dunia akibat letusan Gunung Semeru. Selain itu, Presiden juga mengunjungi dapur umum dan stasiun layanan sanitasi.
“Tadi di lokasi pengungsi saya juga ingin memastikan bahwa hal-hal yang berkaitan dengan pengungsi juga tertangani dengan baik, baik yang berkaitan dengan konsumsi, kesehatan, kemudian air bersih, saya kira kondisinya mulai membaik,” ujarnya.
Presiden menyampaikan, pemerintah juga akan mempersiapkan relokasi hunian masyarakat yang terdampak erupsi.
“Tadi saya mendapatkan laporan kurang lebih dua ribuan rumah yang memang harus direlokasi. Ini segera akan kita putuskan di mana relokasinya dan saat itu juga akan segera kita bangun karena saya kira semuanya sudah siap,” ujarnya.
Dalam kunjungannya, Kepala Negara juga meninjau sejumlah infrastruktur yang terdampak bencana. Salah satunya adalah Jembatan Besuk Koboan atau Jembatan Gladak Perak yang terletak di Kecamatan Candipuro, di jalur arteri Malang – Lumajang. Jembatan dengan panjang bentang 192 meter dan lebar 9,6 meter ini runtuh akibat erupsi Gunung Semeru.
“Kita berharap setelah nanti reda semuanya bisa dimulai, baik itu yang berupa perbaikan infrastruktur maupun kemungkinan relokasi dari tempat-tempat yang memang kita perkirakan berbahaya untuk dihuni kembali,” tandasnya.
Menutup keterangan persnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan ucapan dukacita atas korban meninggal dunia akibat erupsi ini.
“Atas nama pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia, saya menyampaikan dukacita yang mendalam atas meninggalnya korban akibat letusan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur,” ucapnya.