Menjadi polisi adalah cita-cita Muhammad Fazrin Abdillah, pegulat utama Kalimantan Selatan. Motivasi inilah yang mengantarkannya meraih medali perunggu di PON XX Papua 2021
Fazlin berharap perjuangannya untuk kebanggaan Kalsel bisa membantunya mewujudkan mimpinya menjadi polisi nasional.
“Saya sangat ingin menjadi polisi. Semoga prestasi ini bisa menjadi nilai plus untuk cita-cita yang saya impikan sejak kecil,” harapnya.
Anak muda kelahiran 30 Januari 2000 ini punya motivasi lain. Fazlin ingin membantu orang tuanya. Ayahnya adalah tukang parkir Pasar A Yani Banjarmasin. Anak sulung dari tiga bersaudara ini mengatakan: “Kerja keras saya datang ke sini pasti tidak terlepas dari peran orang tua saya yang telah membimbing saya sejak saya masih kecil. Karena itulah saya ingin membuat orang tua saya bangga.” Setelah memenangkan yang terakhir Laga tersebut, France Zlin meneteskan air mata dalam perebutan medali perunggu. Di GOR Hiad Sai, Merauke, Selasa (12/10) siang.
Mendapatkan medali tidak semudah membalikkan telapak tangan. Fazlin harus melalui pertarungan sengit yang menguras tenaga dan fisiknya. Dalam perebutan medali perunggu, pria kekar ini berhasil mengalahkan Leo Akbar yang menjadi pegulat utama Jawa Barat dengan skor 10-10 di nomor 97 kg Bahari (Rio Akbar Bahari). 0. “Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa mengibarkan bendera Kalsel pada PON di Papua tahun 2021,” ujarnya.
Fazlin juga meraih hasil di kompetisi lain. Pertama, Fazrin meraih medali emas Popnas Jawa Tengah 2017. Kemudian ada medali perunggu Pomnas XVI 2019 Jakarta. Kemudian di ajang Pra PON 2019, Fazlin juga berhasil meraih medali perunggu, sehingga mengukir namanya.
Pelatih psikologi gulat Kalsel sekaligus psikolog Shanty Komalasari M.Psi mengungkapkan, motivasi terbesar Fazlin meraih hasil di ajang PON sebenarnya mencerminkan keinginan kuatnya menjadi polisi sejak kecil.
“Tahun lalu, Fazlin gagal lolos seleksi Polda Kalsel,” katanya.
Sebagai pelatih yang bertanggung jawab membentuk mental juara bagi para atlet, Shanty kerap memberikan pendampingan psikologis kepada Fazrin. Bantuannya sebagai pelatih psikologi antara lain mengajarkan beberapa teknik untuk melatih mental juara, yang dilakukan secara rutin. “Motivasi ini diberikan agar para atlet tidak pantang menyerah.
Apalagi jika para atlet menganggap menu latihan fisik dan teknik sangat berat,” jelas wanita yang merupakan ketua cabang profesi Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO) ini. untuk 2019-2023 Perwakilan Kalimantan Tengah.
Sekretaris Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) menambahkan: “Pendampingan juga perlu dilakukan sebelum dan selama pertandingan agar mental juara dan motivasi pertandingan tetap tinggi, serta tertanam dalam jiwa atlet,” 2019 -2023 wilayah Kalimantan Selatan.