Balikpapan – Kepala Korps Lalu Lintas Polri (Kakorlantas), Irjen Pol. Drs. Agus Suryonugroho, S.H., M.Hum., menetapkan target pemasangan 500 kamera Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) hingga tahun 2026. Pernyataan tersebut disampaikan saat kunjungannya ke Polresta Balikpapan pada Rabu (10/12/2025) dalam rangka pengecekan kesiapan menghadapi Libur Natal dan Tahun Baru.
Saat ini, Kaltim baru terpasang 32 kamera ETLE sehingga diperlukan percepatan revitalisasi untuk memperluas cakupan sistem pemantauan pelanggaran lalu lintas tersebut. Kakorlantas meminta dukungan dari pemerintah provinsi dan kota agar target ini dapat tercapai.
“Transformasi pendekatan hukum menuju digital akan kami revitalisasi. Kaltim baru memiliki 32 kamera ETLE. Kami berharap bisa ditingkatkan menjadi minimal 500 kamera,” ujar Agus Suryonugroho.
Penegakan hukum berbasis ETLE dipandang sebagai strategi utama untuk menjamin transparansi dan efektivitas dalam penanganan pelanggaran lalu lintas. Proyeksi ke depan adalah sebanyak 95 persen penindakan dilakukan melalui sistem elektronik, sementara sisanya oleh petugas secara langsung di lapangan.
Selain itu, peningkatan layanan publik terus dilakukan melalui digitalisasi, seperti pemanfaatan aplikasi SIGNAL untuk pembayaran pajak kendaraan dan aplikasi SINAR yang mempermudah perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM) secara online.
“Kolaborasi digital harus mampu membuat penegakan hukum lebih berkeadilan. Masyarakat kini dapat membayar pajak melalui SIGNAL tanpa harus datang ke Samsat. Pelayanan SIM juga terus kami tingkatkan,” tambahnya.
Kakorlantas menegaskan bahwa tujuan utama bukanlah melakukan penindakan, melainkan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tertib berlalu lintas demi keselamatan bersama. Ia berharap budaya tertib berlalu lintas dapat tumbuh dari kesadaran pengguna jalan.
“Kami tidak bangga melakukan penindakan. Saya berharap pengguna jalan memiliki kesadaran tertib karena keselamatan adalah tujuan utama. Kecelakaan masih terjadi, sehingga ketertiban berlalu lintas harus menjadi budaya,” tutupnya.










