Nusa Tenggara Timur (NTT) – Minggu, 17 November 2024, sejumlah anggota Satuan Tugas Polri yang tergabung dalam Satgas Indonesia 2 terjun langsung ke jalan Trans Flores untuk melaksanakan pembersihan material vulkanik yang tebalnya mencapai antara 5 hingga 10 cm.
Operasi ini melibatkan sejumlah personel Polri yang sigap beraksi dengan alat meliputi sekop, cangkul, dan sapu untuk menghadapi dampak yang ditimbulkan oleh abu vulkanik yang menyelimuti jalan. Mereka bahu-membahu dalam kegiatan yang tidak hanya bersifat pembersihan tetapi juga sebagai bagian dari mitigasi bencana alam di NTT.
Dalam operasi pembersihan pasca erupsi ini, polisi tak hanya memanfaatkan peralatan manual. Tindakan tersebut juga didukung oleh penggunaan satu unit kendaraan Water Canon yang bertujuan untuk mengurangi debu yang dihembuskan ke udara sebagai akibat dari kegiatan pengerukan dan lalu lintas kendaraan bermotor yang kerap melintasi area tersebut.
Penanganan abu vulkanik ini tidak hanya berfokus pada aspek kebersihan jalanan tetapi juga memperhatikan aspek kesiapsiagaan Satgas Polri dalam merespons bencana alam secara cepat dan efektif. Langkah ini sangat krusial mengingat efek abu vulkanik terhadap kesehatan yang bisa berupa gangguan pernapasan dan masalah kesehatan lainnya bagi warga dan pengguna jalan.
“Pembersihan dilakukan juga untuk menjaga kesehatan warga dan pengguna jalan agar tidak terpapar debu vulkanik,” ungkap salah satu petugas yang terlibat dalam aksi.
Ini menegaskan komitmen Satgas Polri dalam menanggulangi dampak erupsi Gunung Lewotobi yang tidak hanya mencakup pemeliharaan keselamatan pengguna jalan Flores tetapi juga melindungi warga dari kemungkinan risiko kesehatan.
Alat pembersihan vulkanik yang digunakan, meskipun sederhana, berperan penting dalam proses pemulihan ini dan menandakan upaya yang dilakukan oleh Satgas Polri dalam menjaga ketertiban dan kesehatan masyarakat di Flores Timur.