BhayangkaraKita – 23 Oktober 2023, Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM Kapolri), Irjen Dedi Prasetyo, mengungkapkan tantangan besar yang dihadapi dalam seleksi anggota baru Polri. Meskipun animo masyarakat sangat tinggi, seringkali proses penerimaan Polri diwarnai oleh isu-isu negatif yang meragukan integritasnya.
Dedi Prasetyo membagikan berbagai langkah yang telah diambil oleh SSDM Polri untuk merombak citra ‘masuk polisi pakai uang’ dan memastikan bahwa proses seleksi anggota baru Polri adalah proses yang bersih, transparan, dan akuntabel.
Proses seleksi anggota baru Polri selalu mendapatkan perhatian yang tinggi dari masyarakat. Setiap tahun, rata-rata 16-20 ribu pendaftar berkompetisi untuk menjadi bagian dari institusi kepolisian. Meskipun tingginya animo ini menjadi modal positif, namun seringkali terdapat isu-isu negatif yang meragukan integritas proses seleksi.
Dedi menjelaskan bahwa SSDM Polri telah melakukan berbagai upaya untuk mengubah citra negatif ini. Salah satu langkah yang diambil adalah membuka hotline aduan bagi masyarakat. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk melaporkan jika mereka menemui tindakan-tindakan yang mencurigakan selama proses seleksi. Dengan adanya saluran komunikasi ini, diharapkan kecurangan dapat terdeteksi dan diatasi dengan lebih efektif.
Selain itu, tahap demi tahap seleksi anggota baru Polri disiarkan secara langsung, sehingga masyarakat dapat melihat secara transparan bagaimana proses seleksi berlangsung. Tidak hanya itu, Polri juga menggandeng sebanyak mungkin pihak eksternal, termasuk LSM dan tokoh masyarakat, sebagai pengawas dalam proses seleksi.
Baca Juga : Inovasi SSDM Polri Dalam Penerimaan Anggota Polri Tahun 2023 Raih Penghargaan Presisi Award
Prinsip BETAH
Dedi Prasetyo menekankan bahwa prinsip yang harus dipegang teguh dalam proses penerimaan anggota baru Polri adalah BETAH, yang merupakan singkatan dari Bersih, Transparan, Akuntabel, dan Humanis. Proses seleksi harus berjalan secara bersih tanpa ada intervensi maupun kecurangan. Transparansi harus menjadi prinsip utama, di mana masyarakat dapat melihat setiap tahap seleksi. Proses ini juga harus akuntabel, artinya seluruh tahap seleksi dijelaskan dan dipertanggungjawabkan. Terakhir, humanis mengingatkan bahwa selama proses seleksi, hak asasi dan martabat calon anggota Polri harus tetap dijaga.
Dedi Prasetyo menyampaikan bahwa perintah Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, adalah untuk menindak tegas oknum-oknum polisi yang terlibat dalam praktik percaloan seleksi anggota Polri. Komitmen ini menunjukkan bahwa Polri serius dalam menjaga integritas dan kualitas anggotanya.
Dedi Prasetyo berharap bahwa dengan upaya besar-besaran yang telah dan sedang dilakukan, citra masyarakat terhadap proses penerimaan anggota Polri dapat berubah menjadi lebih positif. Keraguan terkait integritas proses seleksi dapat hilang, dan masyarakat dapat memiliki keyakinan bahwa Polri adalah lembaga yang bersih dan profesional.
Dalam mencapai prinsip BETAH, Polri akan terus berfokus pada integritas, transparansi, dan akuntabilitas dalam penerimaan anggota baru. Transformasi proses seleksi adalah langkah positif yang diambil untuk memperkuat Polri sebagai salah satu pilar penting dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca Juga : Kapolda Kaltim Cek Tes Kesehatan Penerimaan Akpol TA 2023 Ingatkan Panitia Pegang Teguh Prinsip BETAH
Dapatkan informasi terupdate berita dari Korps Bhayangkara. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email atau sosial media lainya.