BhayangkaraKita – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menghadiri acara Halal Bihalal yang diselenggarakan oleh Rabithah Ma’ahid Islamiyah Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (NU) Jawa Tengah, yang bertempat di Pondok Pesantren Subhanul Waton, Kabupaten Magelang.
Dalam acara tersebut, Kapolri bersilaturahmi dengan Kiai, Ulama, Pengasuh Pondok Pesantren, dan Kepala/Guru Madrasah Diniyah, serta memberikan arahan terkait pencegahan radikalisasi di pondok pesantren.
Acara ini merupakan kesempatan bagi para tokoh agama dan kepala kepolisian untuk saling berdialog dan menjalin kerjasama dalam menjaga kerukunan dan keamanan di Jawa Tengah.
Dalam sambutannya, Kapolri mengingatkan perjuangan panjang bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan selama 350 tahun di bawah penjajahan Belanda. Ia menyebutkan bahwa politik devide et impera yang diterapkan oleh penjajah Belanda telah membuat bangsa Indonesia terpecah belah antara sesama anak bangsa.
Oleh karena itu, Kapolri menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa agar keanekaragaman Indonesia menjadi sumber kekuatan dalam mewujudkan berbagai agenda pembangunan nasional.
Selanjutnya, Kapolri menyampaikan konsep Indonesia sebagai negara kesepakatan menurut K.H. Maaruf Amin. Beliau menjelaskan bahwa Indonesia bukan hanya negara Islam, kafir, atau perang, tetapi merupakan negara kesepakatan (darul ahdi). Hal ini menegaskan pentingnya menjaga harmoni dan kerukunan antara umat beragama di Indonesia.
Baca Juga : Komjen Fadil Imran: Kini Polisi RW Akan Jadi Progam Nasional Polri
Kapolri juga mengingatkan bahwa terorisme masih merupakan ancaman bagi bangsa Indonesia. Menurut Global Terrorism Index 2022, Indonesia menempati peringkat 24 dari 163 negara dengan kategori terorisme sedang. Namun, upaya penegakan hukum yang dilakukan oleh Polri dengan metode preventive strike telah berhasil menurunkan jumlah aksi teror dari tahun ke tahun.
Pada kesempatan tersebut, Kapolri menggarisbawahi peran strategis pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang dekat dengan masyarakat dalam memerangi intoleransi dan radikalisme. Ia mendorong pondok pesantren untuk menanamkan empat pilar konsensus berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, serta nilai-nilai toleransi kepada para santri.
Kapolri juga menyebutkan pembelajaran yang dapat diambil dari konflik yang terjadi dalam pemilu di Brazil tahun 2022. Ia mengingatkan pentingnya edukasi politik, sistem pendinginan (cooling system), dan mitigasi terhadap disinformasi dan hoaks di media.
Selain itu, ia menekankan perlunya integrasi, profesionalisme, netralitas, dan kewibawaan dalam penyelenggaraan pemilu agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga.
Dalam penutup pidatonya, Kapolri mengajak semua pihak untuk tidak terprovokasi oleh hasil pemilu dan tetap menjaga keamanan dan kedamaian. Ia berharap semangat persatuan dan kesatuan yang ada dapat dijaga agar seluruh kebijakan pemerintah dapat berjalan demi pembangunan yang berkeadilan, inklusif, dan berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045.
Acara Halal Bihalal RMI PWNU Jateng di Pondok Pesantren Subhanul Waton dihadiri oleh sejumlah tokoh agama, pengasuh pondok pesantren, anggota Polri, serta para undangan lainnya. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi momentum penting dalam memperkuat persatuan, mengatasi radikalisasi, dan menjaga keamanan di Jawa Tengah.
Baca Juga : PPID Satker Mabes Polri Tingkatkan Pelayanan Publik Melalui MediaHub
Dapatkan informasi terupdate berita dari Korps Bhayangkara. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email atau sosial media lainya.