BhayangkaraKita – Jakarta – Jargon “Polisi Presisi” yang dilontarkan Kapolri Jenderal Pol Listjo Sigit Prabowo diapresiasi banyak pihak.
Selain mengubah budaya, juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat. Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta memuji polisi di era Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dengan slogan-slogan yang akurat seiring dengan perubahan budaya. Seperti yang terjadi di era pandemi Covid-19.
“Dalam beberapa hal, polisi berada di garis depan. Di era pandemi, Polri, aparat keamanan, telah menjadi petugas kesehatan. Ini adalah contoh Polri beradaptasi untuk menghadapi keadaan darurat. Kita bisa masuk ke fase epidemi karena kami petugas lebih kompak,” kata Stanislaus.
Hal itu disampaikannya dalam diskusi publik “Polri Dibenci Tapi Dirindu” yang diinisiasi Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98) dan dipandu Ketua Gerakan Pemerhati Kepolisian (GPK) Abdullah Kelrey di Hotel Bintang Baru, Sawah Besar Jakarta Pusat, Kamis (9/6).
Baca Juga : HUT Bhayangkara Ke-76, Polri gelar donor darah diseluruh Indonesia
Ia berpesan agar Korps Bhayangkara berdiri paling depan agar bisa melindungi dan dicintai rakyat.
Di sisi lain, terkait penangkapan kelompok Khilafatul Muslim, Stanislaus meminta Polri merangkul tokoh-tokoh agama untuk mencegah berkembangnya kelompok-kelompok seperti Khilafatul Muslim, HTI, dll.
“Penting untuk merangkul tokoh-tokoh agama untuk mencegah kelompok-kelompok seperti model khilafatul Muslim, HTI,” katanya.
Pengamat politik IPI Karyono Wibowo mengakui slogan Polisi Presisi yang dilontarkan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mendapat respon yang sangat positif di mata masyarakat, sehingga kepercayaan masyarakat mulai tumbuh.
“Listyo Sigit sebagai Kapolri yang baru menawarkan gagasan baru di respons positif oleh publik dan tingkat kepuasan publik oleh Polri merangkak naik,” kata Karyono.
Baca Juga : Fungsi SDM Unggul Untuk Menuju Polri Presisi
Dia juga memberikan catatan kepada Polri pada visi Presisi dari sisi prediktif dalam hal hebohnya kelompok Khilafatul Muslimin, agar tidak ada tudingan kecolongan. “Visi prediktif ini masih belum berjalan maksimal,” ujarnya.
Syarief Hidayatulloh, Ketua Umum Gerakan Ikhwanul Muslimin Indonesia (GPMI), sangat mengapresiasi kinerja Polri di bawah Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dalam menyikapi pandemi Covid-19.
“Pak Listyo yang sudah profesional, jangan sampai ada lagi kriminalisasi ulama. Netralitas kedepannya sangat diharapkan di tahun politik. Tapi saya optimistis Polri bisa semakin berubah dan kualitas sebagai pelindung dan pengayom masyarakat harus dijaga,” sebutnya.
Di tempat yang sama, Ketua SBSI 92 Sunarti mengacungi jempol Kapolri yang hadir di tengah-tengah massa aksi saat berdemo di Gedung DPR RI beberapa waktu lalu.
“Kapolri di Senayan hadir berdiri di atas mobil komando, saya salut. Saya tetap apresiasi, tapi tetap ada hal yang saya kritisi,” pungkasnya.
Baca Juga : Densus 88 Sampaikan Peringatan Serius, Untuk Khilafatul Muslimin