Selama beberapa minggu terakhir, pengguna media sosial Instagram telah menikmati fitur stiker ‘Add your own’, yang biasanya digunakan untuk berbagi aktivitas dan momen menyenangkan dengan warga. Itu dibagikan oleh pengguna internet melalui unduhan “Tambahkan milik Anda” melalui Instagram Story.
Tanpa sadar, pertanyaan sederhana yang dilontarkan pada stiker “Add Yours” seperti “variasi nama panggilan”, “perbedaan usia dengan pasangan”, hingga “tempat tinggal” justru berujung pada kebocoran data pribadi.
Misalnya akun Twitter @ditamoechtar_ yang membagikan kisah seorang teman yang ditelepon oleh pelaku phising. Penulis menamai orang tersebut menggunakan nama panggilan yang sempit.
Untuk menghindari hal semacam itu, berikut hal-hal yang tidak perlu Anda pahami saat berbagi berita atau mengikuti tren di media sosial Mengutip Instagram resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Selasa (23/11), Tren penipuan di Instagram saat ini dikenal dengan istilah rekayasa sosial.
Atau kelompok untuk melakukan sesuatu atau mengirim informasi secara sukarela. Tidak hanya di media sosial, modus ini bisa dilakukan di layanan komunikasi apa pun.Sebagian besar waktu, ini dilakukan melalui telepon di mana penjahat berpura-pura menjadi staf layanan pelanggan atau keuangan perusahaan.
Mereka biasanya meminta data pribadi atau mengirim tautan ke aplikasi perpesanan atau email setelah dilihat oleh pemilik data pribadi data disalahgunakan.
Apa yang harus dihindari dari berbagi di jejaring sosial atau saluran komunikasi massa lainnya?