Jakarta – Kepolisian berencana menambah jumlah personel buat melakukan pengamanan di daerah Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua. Hal ini dilakukan usai pasukan gabungan TNI-Polri terlibat kontak senjata dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, Ahad (26/9).
“Memang rencananya akan terdapat penambahan kekuatan (jumlah personel keamanan),” ujar Kepala Operasi Nemangkawi, Brigjen Ramdani Hidayat ketika dihubungi Republika, Senin (27/9).
Meski demikian, Ramdani belum menyebutkan secara terang tentang planning penambahan jumlah aparat keamanan pada Distrik Kiwirok. Sebab, jelasnya, pihaknya masih melakukan koordinasi & perencanaan secara matang terlebih dahulu.
Sementara itu, ia mengungkapkan, kondisi di Distrik Kiwirok sejauh ini mulai kondusif, meski masih terjadi kerusuhan yang dipimpin oleh KKB.
“Ya, gangguan penembakan,” katanya.
Selain itu, kata Ramdani, warga sipil dari Distrik Kiwirok juga dievakuasi ke Distrik Oksibil, ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang, di mana total 17 orang dievakuasi.
Sebagai informasi, dalam sebulan terakhir terjadi sekitar tiga kali kontak bersenjata antara personel gabungan TNI-Polri dan KKB di Distrik Kiwirok, yang terjadi pada Minggu pagi (26/9) dan mengakibatkan tewasnya seorang anggota polisi dari Brimob, yaitu Bharatu Anumerta Muhammad Kurniadi Sutio.
Jenazah Bharatu Muhammad Kurniadi Sutio juga dievakuasi dari Distrrik Kiwirok ke Bandara Oksibil dan dibawa ke Jayapura untuk dipulangkan dan dimakamkan di kampung halamannya di Kampung Paniang, Aceh.
Sementara itu, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPBOPM) Sebby Sambom mengakui pihaknya melalui kelompok Ngalum Kupel yang dipimpin Lamek Taplo bertanggung jawab atas insiden tersebut. Ia juga mengklaim, bahwa aksi baku tembak itu tidak ada korban dari KKB Ngalum Kupel.
“Tim kami belum ada korban jiwa atau luka ringan,” kata Sebby dalam keterangan tertulis.
Dalam keterangan terpisah, Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Cahyo Sukarnito mengatakan Polri melakukan kontak senjata dengan KKB di kawasan Kiwirok pada Minggu (26/9) sekitar pukul 05.15 WIB. “Kontak senjata itu diawali dari tembakan yang mengarah ke Polsek Kiwirok sekitar pada pukul 04.50 WIT”, ujarnya.
Penyerangan diduga dilakukan oleh KKB Ngalum Kupel yang dipimpin oleh Lamek Alipki Taplo, namun tim satgas Nemangkawi mengantisipasi tembakan tersebut dengan melakukan balasan.
“Satgas Nemangkawi melakukan penyergapan dengan membuka perimeter oleh dua orang personel. Salah satunya adalah Almarhum Bharatu M Kurniadi,” jelas Cahyo.
Ketika perimeter dibuka, ada tembakan lain yang mengarah ke Pasukan Gabungan. “Saat itu peluru mengenai arteri di ketiak kanan Bharatu M Kurniadi,” kata Cahyo. Pasukan lainnya, katanya, berusaha mengejar pria bersenjata itu.
Namun, kata Cahyo, tim gabungan itu gagal. “KKB melompat ke jurang dan kabur,” kata Cahyo.
Upaya penyelamatan medis Bharatu M Kurniadi telah dilakukan secara maksimal, namun, kata dia, upaya penyelamatan medis tersebut gagal. “Kami sangat berduka atas meninggalnya anggota Polri Anumerta Bharatu Muhammad Kurniadi Sutio,” tambah Cahyo.
Tak hanya itu, di Distrik Kiwirok juga sempat terjadi konflik antara aparat keamanan dengan kelompok Ngalum Kupel, Selasa (21/9). Akibatnya, salah satu personel TNI Yonif 403/WP yaitu Pratu Ida Bagus Putu meninggal dunia.
Kemudian, seminggu sebelumnya, Senin (13/9), juga terjadi penembakan: KKB Ngalum Kupel menghancurkan beberapa bangunan publik milik masyarakat, seorang petugas kesehatan meninggal karena berusaha melarikan diri dari penyerangan dan pembakaran Puskesmas setempat. .