Mojokerto –
Polisi berusaha mengusut kematian Ananda Putra Wiyanto alias Nanda (18) yang dinilai janggal. Sejauh ini, polisi menemukan indikasi korban tewas karena dianiaya.
“Indikasinya ada insiden pemukulan yang terjadi antara 26 dan 27 Desember dini hari tahun 2020,” kata Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Rifaldhy Hangga Putra kepada wartawan di kantornya, Jalan Gajah Mada, Kecamatan Mojosari, Jumat (8/1/2021).
Berdasarkan keterangan ibu korban Wiwik Nur Astutik (37), Nanda baru bekerja tiga hari di Kafe Gama, Desa/Kecamatan Pacet. Pada hari ketiga kerja, Sabtu (26/12) sekitar pukul 21.00 WIB, korban diajak pemilik kafe tersebut berinisial GM (26) ke rumahnya di Desa Jasem, Kecamatan Ngoro, Mojokerto.
Saat itu Nanda masih sempat pamit ke ibunya melalui WhatsApp. Pemuda warga Dusun Soso, Desa Cepokolimo, Kecamatan Pacet ini bertolak dari tempat kerjanya naik mobil bersama GM, satu pria dan dua perempuan.
Keesokan harinya, Minggu (27/12) sekitar pukul 13.00 WIB, Wiwik menerima kabar dari GM kalau Nanda dirawat di RSUD Sidoarjo. Saat itu, GM menyampaikan Nanda mengalami kecelakaan. Ternyata korban dalam kondisi koma dengan luka di kepala belakang.
Hari itu juga Nanda menjalani operasi karena terjadi penggumpalan darah di otaknya. Rifaldhy membenarkan cerita ibu korban tersebut.
“Korban informasinya dengan beberapa temannya. Korban sempat menyampaikan ke keluarga tidak pulang akan menuju ke suatu tempat. Besoknya ibunya dihubungi teman korban kalau korban sudah di rumah sakit,” terangnya.
Nanda sempat koma selama 8 hari. Anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Wiwik Nur Astutik (37) dan Agus Heriyanto (41) itu akhirnya meninggal dunia pada Minggu (3/1) sekitar pukul 10.00 WIB. Jenazahnya dimakamkan di TPU Dusun Soso sekitar pukul 16.00 WIB.
Wiwik menemukan kejanggalan pada kematian putranya. Antara lain terkait hilangnya ponsel Nanda dan sikap GM yang terkesan menghindar. Ibu tiga anak ini pun mengadukan kematian Nanda yang tidak wajar ke Polres Mojokerto, Senin (4/1).
Polisi membongkar makam Nanda keesokan harinya, Selasa (5/1) sekitar pukul 22.00 WIB. Tim dokter forensik dari RS Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong, Sidoarjo diterjunkan ke lokasi untuk mengautopsi jenazah korban. Petugas juga meminta keterangan para saksi untuk mengungkap kasus ini.
“Sudah ada beberapa saksi yang kami periksa, rekan-rekan dan orang-orang di tempat kerja korban. Mudah-mudahan kronologi kejadiannya bisa terungkap, termasuk juga siapa pelakunya,” tandas Rifaldhy.
(iwd/iwd)