M Rizaldy (46) dan Sanjai Ajis (23), terduga teroris, ditembak mati Densus 88 karena melawan dengan senjata tajam. Sepak terjang mereka terbongkar.
Kapolrestabes Makassar Kombes Witnu Urip Laksana menceritakan peristiwa tersebut. Keduanya ditindak Densus 88 Antiteror di Villa Mutiara, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulsel, pada Rabu, 6 Januari 2021, sekitar pukul 06.00 Wita.
Keduanya ditembak mati karena melawan petugas menggunakan senjata tajam dan senapan angin.
“Hari ini telah dilakukan tindakan penegakan hukum oleh Densus 88 Mabes Polri, bersama Polda Sulsel, dan Polrestabes Makassar terhadap dua orang pelaku berinisial R dan satu lagi belum diketahui identitasnya,” kata Witnu saat dimintai konfirmasi, Rabu (6/1/2020).
“Dilakukan tindakan tegas dan terukur kepada dua orang tersebut mengakibatkan meninggal dunia,” imbuhnya.
Berikut ini 8 hal terungkap dari tewasnya 2 teroris di Makassar saat disergap:
Lawan Polisi Pakai Parang-Senapan
Dua terduga teroris itu ditembak mati lantaran melawan pakai parang dan senapan saat akan ditangkap Densus 88 Mabes Polri.
“Melakukan perlawanan masing-masing menggunakan senjata tajam jenis parang dan senapan angin PCP,” kata Kapolda Sulsel Irjen Merdisyam kepada wartawan di Makassar, Rabu (6/1/2021).
Jenazah keduanya sudah dievakuasi ke RS Bhayangkara Makassar untuk proses autopsi. Sementara itu, di rumah Rizaldi, aparat menyita berbagai barang bukti.
“Yang diamankan saat ini beberapa senjata tajam parang, kemudian juga senjata PCP, busur panah, dan beberapa dokumen lainnya,” sebut Merdisyam.
Jaringan JAD
Kedua teroris yang ditembak Densus 88 diketahui berasal dari jaringan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
“Yang meninggal itu adalah MR (sebelumnya R) dan satu lagi adalah SA. Keduanya jaringan JAD Sulsel,” kata Kapolrestabes Makassar Kombes Witnu Urip Laksana saat dimintai konfirmasi, Rabu (6/1/2021).
Kedua terduga teroris ini tertembak di Villa Mutiara Cluster Biru Jl. Boulevard, Kel. Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar.
“Saat ini Densus 88 dibantu TIM Gegana Polda masih melakukan penyisiran,” ungkapnya.
Terkait Pemboman Gereja Filipina 2019
Dua terduga teroris disebut terkait pada pengeboman gereja di Jolo, Filipina, pada 2019.
“Yang mempunyai keterlibatan dan aksi pengeboman gereja di Jolo, Filipina, ini,” kata Kapolrestabes Makassar Kombes Witnu Urip Laksana saat dimintai konfirmasi, Rabu (6/1/2021).
Pada 27 Januari 2019, bom meledak di sebuah gereja di Jolo, Provinsi Sulu, Filipina. 22 Orang tewas dalam aksi ini dan ratusan orang cedera. Pengeboman ini sempat mendapatkan reaksi dari dunia internasional.
Rangkaian Bom Diamankan di Rumah Pelaku
Pihak kepolisian mengamankan rangkaian bom di rumah pelaku.
“Sudah diamankan,” kata Kapolrestabes Makassar Kombes Urip Witnu Laksana saat dimintai konfirmasi, Rabu (6/1/2021).
Rangkaian bom itu saat ini sudah dibawa oleh tim Gegana Polda untuk diselidiki.